“Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” adalah kalimat dalam bahasa Jawa Kuno yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada dharma yang mendua.” Kalimat ini diambil dari Kakawin Sutasoma, sebuah karya sastra dari abad ke-14 yang ditulis oleh Mpu Tantular.
Tuhan menciptakan manusia dalam kondisi beragam. Keberagaman ini meliputi perbedaan jenis kelamin, agama, suku bangsa, mata pencaharian, seni budaya, juga potensi serta minat bakat. Perbedaan tersebut membuat kita belajar saling menghargai dan menghormati sehingga tercipta kehidupan harmonis.
Harmonis adalah keselarasan atau keserasian. Harmoni dalam keberagaman menunjukkan kondisi masyarakat yang selaras dan serasi di tengah perbedaan. Perbedaan tidak menghalangi kita untuk berkarya dan bermakna bersama, tapi justru akan melahirkan sesuatu yang baru.
Perbedaan selalu ada dalam kehidupan kita, sebagaimana Tuhan menciptakan kita dengan berbagai perbedaan fisik, karakter, suku, dan budaya. Dari perbedaan tersebut, banyak hal yang bisa dipelajari. Sebagai makhluk sosial, kita perlu memahami harmoni dalam keberagaman.
Dimanapun kita berada, kita perlu mendorong penerimaan perbedaan dengan kerjasama, keseimbangan, dan rasa kebersamaan. Harmoni dalam keberagaman mengajak kita menciptakan lingkungan di mana perbedaan dirayakan, dan semua individu bisa hidup berdampingan secara damai dan produktif.
Kegiatan acara akan dimulai pada pukul 09.00 – 15.00 WIB
Karya dibagi menjadi dua kategori: karya lomba dan karya umum.
-2024 Pewaris Bangsa-